Pemdeskerinjing kecamata rajabasa terus merealisasikan penyaluran BLT dana desa, dengan mengumpulkan biodata agar pada saat pencairan, data yg dikumpulkan benar benar valid, selain itu pemdes kerinjing kecamatan rajabasa kabupaten lampung selatan terus berupaya menjadi pelopor melayani masyarakat yang. 10 Juni 2020; Lutfi Hadiyatma; Berita DesaMenikmati Bentang Alam Gunung Rajabasa Lampung Selatan. Gunung Rajabasa adalah salah satu gunung untuk pendakian di Lampung Selatan. Gunung Rajabasa merupakan salah satu gunung berapi dengan kerucut vulkanik yang terdapat di Selat Sunda di bagian tenggara dari Pulau Sumatera, yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Tinggi Gunung Rajabasa sekitar meter diatas permukaan laut, dan memiliki kawah dengan lebar 500×700 meter dengan bagian daratan berawa, dan diselimuti dengan berbagai vegetasi liar meski aktivitas fumarol terjadi di bagian kaki dan lereng gunung, namun kenaikan aktivitas yang dilaporkan terjadi pada April 1863 dan Mei 1892 serta tidak diketahui kapan terjadi erupsi. Jarak Gunung Rajabasa dari Kota Kalianda ke arah selatan sekitar 5 Km, terletak tidak jauh dari pantai sehingga gunung ini bisa terlihat dari laut pada penyeberangan Pelabuhan Merak – Pelabuhan Bakauheni, sungguh indah jika terlihat dari kejauhan. Dari puncak gunung ini memiliki panorama yang memukau, lautan, kawasan pesisir, kota kalianda dan bentang alam lainnya nampak indah dari puncaknya. Hutannya masih belantara dan lebat, sehingga tak heran jika para pendaki merasa tertantang untuk menaklukkan Gunung Rajabasa. Terlebih dari puncak gunung, para pendaki akan bisa menyaksikan kemegahan alam secara sempurna. Gunung Rajabasa memiliki panorama yang berbeda dengan gunung-gunung di Lampung lainnya seperti Pesagi, Seminung dan Tanggamus. Letaknya sangat dekat dengan lautan, sehingga nampak kolaborasi view lautan biru dan bentang alam hijau dari daratan. Keduanya nampak sangat apik dari pucuk gunung ini. 1. Rute Pendakian Gunung Rajabasa Jika dari Pulau Jawa, gunung ini akan menyambut anda di sebelah kiri jalan ketika sampai di Kota Kalianda. Banyak akses untuk menuju ke puncak gunung ini, namun umumnya para pendaki lebih memilih jalur Desa Sumur Kumbang yang berjarak lima kilometer dari Kalianda, ibu kota Lampung Selatan. Untuk menginjakan kaki di puncak dibutuhkan waktu pendakian lima sampai enam jam dengan melewati lima pos peristirahatan. Pendakian dimulai dengan melewati perkebunan kakao masyarakat, kemudian barulah pendaki memasuki hutan khas tropika dengan pepohonan besar dan vegetasi yang rapat. Bahkan beberapa titik kondisinya gelap karena tertutup rerimbunan pohon. Sampai sekitar 2 jam ditempuh hingga sampailah di Pos 1. Lokasi di Pos 1 tidak begitu luas dan hanya cukup untuk mendirikan beberapa tenda saja. Terdapat sumber mata air bersih disini, dan merupakan sumber mata air terakhir yang akan ditemui selama pendakian. Disarankan membawa bekal air yang cukup dari sini sebelum melanjutkan pendakian. Pendakian selanjutnya menuju Pos 2. Dalam perjalanan menuju Pos 2 akan melewati perkebunan kopi dan cengkeh milik warga. Sampai di pertengahan jalan maka akan tiba di Gerbang Rimba yang merupakan batas ladang milik penduduk dengan hutan rimba. Di Pos 2 ini akan terlihat pemandangan garis pantai dengan jelas. Dari Pos 2 dilanjutkan pendakian menuju Pos 3 dan Pos 4. Kedua pos ini ditandai dengan lahan yang luas dengan beberapa pohon besar yang tumbuh di sekelilingnya. Jalan yang dilalui akan semakin naik dan menanjak dengan vegetasi yang lebat dan rimbun. Dari Pos 2 dilanjutkan pendakian menuju Pos 3 dan Pos 4. Kedua pos ini ditandai dengan lahan yang luas dengan beberapa pohon besar yang tumbuh di sekelilingnya. Jalan yang dilalui akan semakin naik dan menanjak dengan vegetasi yang lebat dan rimbun. Dari Pos 4 menuju Pos 5, medan yang dilalui sedikit terbuka. Tidak terlalu lebat dan sudah dapat menikmati pemandangan alam sekitar yang indah. Di area ini akan menemukan sebuah kawah yang cukup besar dan membentuk sebuah cekungan. Kawah ini tidak mengeluarkan asap serta ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang sama. Menurut cerita terdapat sebuah batu yang bernama Batu Pancukupan/Batu Cukup di daerah kawah ini. Konon ceritanya batu ini mampu menampung berapapun jumlah orang yang menaikinya sehingga disebut Batu Cukup. Di daerah Batu Cukup inilah dipercaya sebagai pusat mistis Gunung Rajabasa. Yang perlu diperhatikan yakni beberapa ratus meter sebelum sampai, pendaki akan diajak ke rute menurun. Hal ini karena ada dua puncak gunung rajabasa. Jika sudah sampai di puncak pertama, dan anda bertemu dengan turunan maka lanjutkan saja. Puncak pertama tidak memiliki tanah lapang sebagaimana puncak gunung ada umumnya. Hanya ada pepohonan besar yang menutupi semua pandangan. Jika sudah melalui jalan menurun, sekitar 300 meter lagi pendaki akan sampai. Post terakhir adalah salah satu tempat untuk menaruh barang dan mendirikan tenda. Disini lokasinya lebih aman dibandingkan di puncak gunungnya. Dari lokasi ini puncak Gunung Rajabasa berjarak sekitar 50 meter lagi. Pos 5 terletak hanya beberapa meter dari puncak gunung. Dan di Pos 5 inilah biasanya para pendaki mendirikan tenda untuk menginap. Berjalan menuju puncak hanya diperlukan waktu beberapa menit saja. Pemandangan indah di puncak Gunung Rajabasa ini adalah menyaksikan panorama laut dan hijaunya hutan rimba yang terhampar luas di hadapan. 2. Puncak Gunung Rajabasa Sampai di puncak, pendaki akan disuguhi dengan pemandangan yang sangat menawan. Awan dan kabut tipis akan membawa seolah sedang berada diatas awan. Ada rerumputan hijau di puncak gunung yang bisa membuat nyaman pendaki untuk menikmati pemandangan. Mendaki gunung ini memberikan sensasi tersendiri. Di arah utara, Gunung Krakatau tampak menjulang dengan kepulanawan panasnya dari kejauhan serta hamparan Selat Sunda yang bak permadani biru menghampar luas. 3. Batu Cukup Gunung Rajabasa dan Kawah Mati Selain puncak Gunung Rajabasa, ada dua objek lain yang menjadi buruan para pendaki yakni kawah dan objek batu cukup. Batu cukup ini memiliki mitos yakni berapaun orang yang menaiki batu tersebut maka akan cukup. Untuk sampai di dua objek ini ada tantangan besar yakni trek menuju kawah merupakan turunan licin dan lembab. Gunung rajabasa juga lekat dengan beberaa misteri, di lokasi ini juga ada salah satu makam. Asal usul Gunung Rajabasa sebagai jalur pendakian memang sudah lama sekali. Gunung ini juga menjadi salah satu penyangga siklus air dan penyiman plasma nutfah. Selain keindahan, misteri, keunikan dan segala macam cerita yang ada pasti memberikan pengalaman yang menarik bagi pendaki yang mencapai puncaknya. Beberaa kearifan lokal di sekitar gunung ini juga menarik untuk diketahui. Tips saat Mendaki Gunung Rajabasa Saat melakukan pendakian, harus mengutamakan keamanan. Puncak memang tujuan, tapi keamanan haruslah yang nomor satu. Banyak kasus mengenaskan menimpa para pendaki hanya gara-gara memaksakan diri naik ke puncak. Jadi, perhatikan saat melakukan pendakian ya. Demikianlah informasi terkait Menikmati Bentang Alam Gunung Rajabasa Lampung Selatan, semoga bisa menjadi referensi liburan anda yang suka dengan wisata alam.
100% found this document useful 3 votes13K views4 pagesDescriptionDaftar Makam Bersejarah Di LampungCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 3 votes13K views4 pagesDaftar Makam Bersejarah Di LampungJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
tinggigunung rajabasa sekitar 1.281 meter diatas permukaan laut, dan memiliki kawah dengan lebar 500×700 meter dengan bagian daratan berawa, dan diselimuti dengan berbagai vegetasi liar meski aktivitas fumarol terjadi di bagian kaki dan lereng gunung, namun kenaikan aktivitas yang dilaporkan terjadi pada april 1863 dan mei 1892 Lampung Selatan ANTARA - Gunung Anak Krakatau yang berada di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, selama bulan Juni tahun 2023, telah terjadi erupsi sebanyak enam kali, menurut informasi yang disiarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG. Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi saat dihubungi dari Pesisir Barat, Sabtu membenarkan bahwa PVMBG mencatat sebanyak enam kali gunung anak Krakatau erupsi dengan ketinggian kolam abu bervariasi. Selanjutnya PVMBG mencatat erupsi pertama kali pada bulan ini adalah tanggal 6 Juni 2023 pukul WIB, dengan ketinggian kolam abu 500 meter. Kemudian kembali lagi erupsi pada tanggal 8 Juni dan terjadi sebanyak dua kali yakni pukul WIB, dengan tinggi abu 500 meter dan WIB, meter dari atas puncak gunung anak Krakatau. Negeri 66. TOTAL. 4.035. Data SMA dan SMK Propinsi Lampung. Data SMA dan SMK Kab. Lampung Barat. Data SMA dan SMK Kab. Lampung Selatan.JAKARTA Pesona Pantai Guci Batu Kapal Rajabasa menjadi salah satu wisata alam yang populer di Lampung. Selain karena pemandangannya yang menakjubkan, pantai ini juga menyimpan sejarah yang menarik. Sejarah Pantai Guci Batu Kapal Rajabasa masih melegenda hingga kini. Adapun legenda tersebut mengenai "Si Pahit Lidah". BACA JUGA:ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThe sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratuan Darah Putih. The research was conducted in Kuripan Village, Penengahan District, South Lampung Regency. The research objective was to determine the factors causing the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka suitable for settlements. The method used is a field survey and interpretation of geological map data. The results of field observations and mapping showed that the areas of the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka were included in the morphological unit of undulating plains with an average height of 50 m above sea level consisting of tertiary-quaternary and alluvial volcanoclastic deposits. The rock lithology found was Breccia Rocks from the eruption of Rajabasa Volcano and Tufan Sandstones. Based on the analysis of basic physical aspects of the area such as the physical characteristics of the rocks, morphological conditions, availability of water sources, and disaster factors in the area of Benteng Saksi and Kuripan Saka sites, it does not indicate any problems in terms of the basic physical aspects of the area. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Rusyanti Agel KramaIrwan SetiawidjayaThe Gulf is an area of water jutting inland and is often used as a port. In the 15th century — 17 M the Gulf of Semangka was passed by a sea-trading route before heading to Teluk Betung. However, this region is rarely mentioned in historical sources even though the ancient settlements have been found in the upstream of the Way Semangka since in the 10th century, so the absence of historical records in the downstream area or the gulf of Semangka becomes an important problem to solve. Through a descriptive reasoning method with geoarchaeological surveys and interviews, there were found 15 ancient settlements in the gulf of Semangka area as well as on a floodplain by leaving ceramic fragments from the 19 — 20 century. Results indicated that the settlement allegedly was built by the initial settlers of the Saibatin clan whose inhabiting the Gulf of Semangka through a short-haul river, and cross the ridge. The gap of settlement chronology between upstream and downstream is indicated due to the environmental vulnerability in this region as a result of its position on the active-control of Semangka fault. Keywords Ancient settlement, the gulf of Semangka, Tanggamus. AbstrakTeluk merupakan wilayah perairan yang menjorok ke daratan dan seringkali dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Pada abad ke-15-17 M wilayah Teluk Semangka dilewati sebagai jalur perdagangan sebelum menuju Teluk Betung. Meskipun demikian, wilayah ini jarang sekali disebut dalam sumber sejarah, padahal permukiman kuno telah ada di bagian hulu Way Semangka sejak abad 10 M. Absennya catatan sejarah di wilayah hilir atau teluk Semangka menjadi masalah yanng menarik. Melalui metode penalaran deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei geoarkeologi dan wawancara, ditemukan 15 titik permukiman di kawasan Teluk Semangka dan sekaligus berada pada dataran limpahan banjir. Artefak yang ditemukan dominan berupa fragmen keramik abad ke19-20 M. Hasil penelitian mengindikasikan permukiman tersebut sebagai sebaran dari pemukim awal marga saibatin yang mendiami wilayah Teluk Semangka yang datang dari hulu di wilayah Liwa melalui sungai Semangka yang curam dengan jarak pendek, melintasi hutan dan punggung bukit. Jauhnya rentang kronologi permukiman antara hulu dan hilir diindikasi karena faktor kerentanan lingkungan akibat bencana karena lokasinya dipengaruhi oleh kontrol aktif sesar Semangka. Kata kunci Permukiman kuno, Teluk Semangka, TanggamusIda FaridaEndang RochmiatunNyimas Umi Kalsump class="MsoNormal" style="text-align justify;"> Artikel ini mengkaji tentang peran Sungai Musi dalam perkembangan peradaban Islam di Palembang yang dipengaruhi oleh Sungai Musi dan anak-anak sungainya. Kajian historis mengambil rentang waktu pada masa Kesultanan Palembang Darussalam sampai Hindia-Belanda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Morfologi perkotaan Palembang mengikuti alur Sungai Musi mulai dari muara Sungai Ogan sampai ke muara Sungai Komering dengan bentuk seperti pita. Karena sangat ditentukan oleh sungai, maka ketika Islam berkembang di daerah ini membentuk peradaban sesuai dengan kondisi geografisnya. Pada masa Hindia-Belanda, beberapa warisan peradaban ini mengalami penyesuaian dengan kepentingan politik pembangunan. Morfologi Palembang berubah menjadi “kota daratan”. Meski belum sepenuhnya, ada upaya adaptasi dari masyarakat atas perubahan-perubahan itu. Morfologi kota berubah, dari waterfront menjadi waterback . Simbol-simbol Islam lokal mulai tergantikan dengan simbol-simbol kolonialis. Bahkan, arsitektur masjid dan keraton tidak luput dari unsur-unsur kolonialis. Kata Kunci Sungai Musi, peradaban Islam, Palembang. InfoGempabumi Tanggal 04-Aug-2022 06:10:27 WIB, Magnitudo 3.4 M, Lokasi: 6.03 LS, 103.89 BT ( 93 km BaratDaya PESISIRBARAT-LAMPUNG ), Kedalaman 11 Km::BMKG .